Metode-metode
memanen air hujan yang bisa implementasikan :
1. Kolam pengumpul air hujan
Yaitu kolam atau wadah yang dipergunakan untuk menampung
air hujan yang jatuh diatap rumah/talang. Meskipun metode ini sederhana namun
sangat menguntungkan, minimal selama musim hujan kebutuhan dasar akan air
bersihdapat terpenuhi karena adanya bak penampung. Diberbagai negara, misal
Jepang telah dikembangkan membuat kolam tandon di jalan raya (highway). Air
hujan yang telah dipanen dimanfaatkan untuk memelihara jalan, menyiram tanaman
peneduh disepanjang jalan, juga untuk kebutuhan air bersih dengan penjernihan
yang memadai. Sudah saatnya metode ini dikembangkan di Indonesia karena potensinya
cukup besar.
2. Sumur Resapan
Sumur resapan ini dibangun dimaksudkan untuk meningkatkan
resapan air hujan ke dalam tanah pada areal terbuka, lapangan olahraga, tempat
parkir, pekarangan dll. Desain sumur resapan ini dibuat agar sedimen dari areal
sekitar tidak terbawa masuk kedalam sumur resapan karena dapat menurunkan
efektivitas resapan dan meningkatkan biaya pemeliharaannya. Pada sumur resapan
dibuat konstruksi bak kontrol sedimen untuk mengendapkan sedimen sebelum air
hujan masuk ke dalam sumur.
Sumur resapan juga dapat didesain sebagai drainase jalan
raya. Air hujan yang yang jatuh di jalan raya dapat dialirkan ke dalam sumur
resapan yang dibuat pada jarak tertentu sepanjang jalan tepi jalan raya.
3.Parit resapan
Parit resapan dibuat pada areal pertanian atau
pekarangan. Air dimanfaatkan pada akhir musim hujan.Parit resapan di lahan
pertanianDibuat sesuai dengan kontur lahan, terutama untuk daerah-daerah yang
relatif datar. Parit resapan ini sekaligus difungsikan untuk budidaya ikan
sebagai konsumsi protein hewani bagi keluarga petani agar anak-anak petani
menjadi cerdas.
Parit resapan pada pekarangan rumah
Biasa disebut kolam. Pada umumnya dibuat dibuat di
samping atau dibelakang rumah disesuaikan dengan kondisi yang ada. Disekeliling
kolam dapat ditanami tanaman produktif, misal mangga, pepaya dll. Perlu dibuat
pagar pembatas untuk menjaga keamanan anak-anak yang bermain disekitar kolam.
4.Area resapan air hujan
Pembuatan area resapan air hujan merupakan suatu koreksi
terhadap perkembangan akhir-akhir ini dengan adanya permukaaan tanah pekarangan
baik dikota maupun didesa dilapisi dengan concrete paving blocks yang dipasang
rapat atau dengan plesteran dari semen sehingga berdampak adanya penurunan
koefisien resapan air hujan ke dalam tanah. Cara yang dilakukan yaitu dengan
menutup permukaan tanah pada areal parkir dan areal pejalan kaki dll dengan
rumput dara. Ini disebut porous paving block atau grass block.
5. Tanggul pekarangan
Pembuatan tanggul penahan erosi di pekarangan dengan
menggunakan susunan batu kosong, batu bata, genteng bekas dan tanaman yang
mengelilingi pekarangan. Konstruksi ini juga suatu pola memanen air hujan
karena limpahan air hujan akan tertahan dan meresap di areal pekarangan dan
tidak langsung mengalir kesungai sehingga dapat menambah cadangan air disumur
sekitarnya.
6. Lubang galian tanah
Adalah lubang pada tanah pekarangan dengan ukuran sekitar
1m x 2m x 1,5 m. Selain dipakai untuk resapan air hujan, lubang ini berfungsi
untuk menanam pohon penghijauan atau tempat membuang sampah organik, sehingga
dapat meningkatkan kesuburan tanah pekarangan.
7. Modifikasi Lansekap.
Sebagai salah satu cara pengganti jaringan drainase suatu
kawasan yaitu dengan membuat cekungan-cekungan diberbagai tempat, sehingga air
hujan dapat tertampung dilokasi tersebut. Masyarakat di pedesaan momodifikasi
lansekap dengan cara membuat pari-parit kecil dan cekungan-cekungan dangkal di
pekarangan rumahnya untuk perikanan atau pengawetan bambu/ kayu sekaligus untuk
ornamen kebun pekarangan.
8. Penetapan Daerah konservasi air tanah.
Yaitu suatu tempat atau daerah yang terpilih khusus
diperuntukkan sebagai daerah untuk memanen air hujan. Dipilih daerah yang
mempunyai resapan tinggi dan bebas dari kontaminasi polutan.
9. Kolam Konservasi air hujan (Kolam tampungan).
Cara yang dilakukan pada metode ini yaitu memanfaatkan
limpahan air hujan di suatu kawasan ditampung dikolam atau danau buatan
dikawasan pemukiman untuk diolah kembali menjadi air minum, bahkan bisa untuk
kebutuhan irigasi. Pada kawasan pemukiman maupun kawasan industri kolam
konservasi air tanah ini digunakan untuk kehidupan sehari-hari jika diwilayah
tersebut mengalami kekeringan.
10. Revitalisasi danau, Telaga dan situ.
Memanen air hujan juga bisa dilakukan dengan konsep
eko-hidroulika.
Yaitu suatu upaya untuk memperbaiki dan menyehatkan
seluruh komponen ekologi ( floura dan fauna ) dan hidroulik – hidrologi (sistem
perairan) penyusun danau, telaga dan situ tersebut berfungsi untuk menampung
air untuk keperluan sehari-hari, meresapkan air hujan untuk pengisian air tanah
dan memungkinkan untuk dapat dikembangkan menjadi wilayah ekosistem danau,
telaga dan situ yang hidup dan lestari.
11 Hutan dan Tanaman sebagai pemanen air hujan
Pohon besar yang ada dihutan maupun tanaman mampu mendaur
ulang air hujan. Mekanisme daur ulang air hujan ini dimulai dengan
evapotranspirasi, yaitu pembentukan awan diwilayah hutan dan awan tersebut
jatuh kembali berupa hujan. Demikian seterusnya. Daur ulang ini adalah
mekanisme fungsi hutan dalam memanen air hujan. Dengan 50 %-75 % air hujan
tersirkulasi diwilayah hutan, maka frekuensi hujan diwilayah tersebut relatif
tinggi, teratur dan musim hujannya relatif panjang. Hujan dengan frekuensi
tinggi tidak akan menyebabkan banjir karena 50%-75% menguap dan hanya 25%-50%
mengalir kehilir. Kekeringan juga tidak akan terjadi karena pasokan air ke
hilir tersebut didapatkan secara berkelanjutan dengan musim hujan yang lebih
lama. Memanen air hujan juga dapat dilakukan dengan penghijauan (menanam
tanaman) baik diwilayah pedesaan maupun perkotaan . Banyaknya tanaman yang
tumbuh subur maka volume air hujan dapat ditampung oleh dedaunan tumbuhan
tersebut. Akar pada tumbuhan dapat meningkatkan intensitas peresapan air
kedalam tanah dan mempertahankan air pada area perakaran pada musim kemarau
berikutnya.