Sabtu, 29 September 2012

Metode-metode Memanen Air Hujan



Metode-metode memanen air hujan yang bisa implementasikan :

1. Kolam pengumpul air hujan

Yaitu kolam atau wadah yang dipergunakan untuk menampung air hujan yang jatuh diatap rumah/talang. Meskipun metode ini sederhana namun sangat menguntungkan, minimal selama musim hujan kebutuhan dasar akan air bersihdapat terpenuhi karena adanya bak penampung. Diberbagai negara, misal Jepang telah dikembangkan membuat kolam tandon di jalan raya (highway). Air hujan yang telah dipanen dimanfaatkan untuk memelihara jalan, menyiram tanaman peneduh disepanjang jalan, juga untuk kebutuhan air bersih dengan penjernihan yang memadai. Sudah saatnya metode ini dikembangkan di Indonesia karena potensinya cukup besar.

2. Sumur Resapan

Sumur resapan ini dibangun dimaksudkan untuk meningkatkan resapan air hujan ke dalam tanah pada areal terbuka, lapangan olahraga, tempat parkir, pekarangan dll. Desain sumur resapan ini dibuat agar sedimen dari areal sekitar tidak terbawa masuk kedalam sumur resapan karena dapat menurunkan efektivitas resapan dan meningkatkan biaya pemeliharaannya. Pada sumur resapan dibuat konstruksi bak kontrol sedimen untuk mengendapkan sedimen sebelum air hujan masuk ke dalam sumur.
Sumur resapan juga dapat didesain sebagai drainase jalan raya. Air hujan yang yang jatuh di jalan raya dapat dialirkan ke dalam sumur resapan yang dibuat pada jarak tertentu sepanjang jalan tepi jalan raya.

3.Parit resapan 

Parit resapan dibuat pada areal pertanian atau pekarangan. Air dimanfaatkan pada akhir musim hujan.Parit resapan di lahan pertanianDibuat sesuai dengan kontur lahan, terutama untuk daerah-daerah yang relatif datar. Parit resapan ini sekaligus difungsikan untuk budidaya ikan sebagai konsumsi protein hewani bagi keluarga petani agar anak-anak petani menjadi cerdas.
Parit resapan pada pekarangan rumah
Biasa disebut kolam. Pada umumnya dibuat dibuat di samping atau dibelakang rumah disesuaikan dengan kondisi yang ada. Disekeliling kolam dapat ditanami tanaman produktif, misal mangga, pepaya dll. Perlu dibuat pagar pembatas untuk menjaga keamanan anak-anak yang bermain disekitar kolam.

4.Area resapan air hujan

Pembuatan area resapan air hujan merupakan suatu koreksi terhadap perkembangan akhir-akhir ini dengan adanya permukaaan tanah pekarangan baik dikota maupun didesa dilapisi dengan concrete paving blocks yang dipasang rapat atau dengan plesteran dari semen sehingga berdampak adanya penurunan koefisien resapan air hujan ke dalam tanah. Cara yang dilakukan yaitu dengan menutup permukaan tanah pada areal parkir dan areal pejalan kaki dll dengan rumput dara. Ini disebut porous paving block atau grass block.

5. Tanggul pekarangan

Pembuatan tanggul penahan erosi di pekarangan dengan menggunakan susunan batu kosong, batu bata, genteng bekas dan tanaman yang mengelilingi pekarangan. Konstruksi ini juga suatu pola memanen air hujan karena limpahan air hujan akan tertahan dan meresap di areal pekarangan dan tidak langsung mengalir kesungai sehingga dapat menambah cadangan air disumur sekitarnya.

6. Lubang galian tanah

Adalah lubang pada tanah pekarangan dengan ukuran sekitar 1m x 2m x 1,5 m. Selain dipakai untuk resapan air hujan, lubang ini berfungsi untuk menanam pohon penghijauan atau tempat membuang sampah organik, sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah pekarangan.

7. Modifikasi Lansekap.

Sebagai salah satu cara pengganti jaringan drainase suatu kawasan yaitu dengan membuat cekungan-cekungan diberbagai tempat, sehingga air hujan dapat tertampung dilokasi tersebut. Masyarakat di pedesaan momodifikasi lansekap dengan cara membuat pari-parit kecil dan cekungan-cekungan dangkal di pekarangan rumahnya untuk perikanan atau pengawetan bambu/ kayu sekaligus untuk ornamen kebun pekarangan.

8. Penetapan Daerah konservasi air tanah.

Yaitu suatu tempat atau daerah yang terpilih khusus diperuntukkan sebagai daerah untuk memanen air hujan. Dipilih daerah yang mempunyai resapan tinggi dan bebas dari kontaminasi polutan.

9. Kolam Konservasi air hujan (Kolam tampungan).

Cara yang dilakukan pada metode ini yaitu memanfaatkan limpahan air hujan di suatu kawasan ditampung dikolam atau danau buatan dikawasan pemukiman untuk diolah kembali menjadi air minum, bahkan bisa untuk kebutuhan irigasi. Pada kawasan pemukiman maupun kawasan industri kolam konservasi air tanah ini digunakan untuk kehidupan sehari-hari jika diwilayah tersebut mengalami kekeringan.

10. Revitalisasi danau, Telaga dan situ.

Memanen air hujan juga bisa dilakukan dengan konsep eko-hidroulika.
Yaitu suatu upaya untuk memperbaiki dan menyehatkan seluruh komponen ekologi ( floura dan fauna ) dan hidroulik – hidrologi (sistem perairan) penyusun danau, telaga dan situ tersebut berfungsi untuk menampung air untuk keperluan sehari-hari, meresapkan air hujan untuk pengisian air tanah dan memungkinkan untuk dapat dikembangkan menjadi wilayah ekosistem danau, telaga dan situ yang hidup dan lestari.

11 Hutan dan Tanaman sebagai pemanen air hujan

Pohon besar yang ada dihutan maupun tanaman mampu mendaur ulang air hujan. Mekanisme daur ulang air hujan ini dimulai dengan evapotranspirasi, yaitu pembentukan awan diwilayah hutan dan awan tersebut jatuh kembali berupa hujan. Demikian seterusnya. Daur ulang ini adalah mekanisme fungsi hutan dalam memanen air hujan. Dengan 50 %-75 % air hujan tersirkulasi diwilayah hutan, maka frekuensi hujan diwilayah tersebut relatif tinggi, teratur dan musim hujannya relatif panjang. Hujan dengan frekuensi tinggi tidak akan menyebabkan banjir karena 50%-75% menguap dan hanya 25%-50% mengalir kehilir. Kekeringan juga tidak akan terjadi karena pasokan air ke hilir tersebut didapatkan secara berkelanjutan dengan musim hujan yang lebih lama. Memanen air hujan juga dapat dilakukan dengan penghijauan (menanam tanaman) baik diwilayah pedesaan maupun perkotaan . Banyaknya tanaman yang tumbuh subur maka volume air hujan dapat ditampung oleh dedaunan tumbuhan tersebut. Akar pada tumbuhan dapat meningkatkan intensitas peresapan air kedalam tanah dan mempertahankan air pada area perakaran pada musim kemarau berikutnya.